Isi Surat Anak Nurdin Halid

Isi Surat Anak Nurdin Halid. Berita menghebohkan seputar Nurdin Halid dan PSSI kembali mencuat di internet atau dunia maya. Adalah sebuah surat terbuka dari seorang yang mengaku putri Nurdin Halid yang bernama Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasari.

Surat tersebut diberi judul Surat Terbuka dari Putri Nurdin Halid, sudah dilihat lebih dari 30.000 pembaca. Namun perihal kebenaran dari penulis surat tersebut belum juga jelas. Isi surat tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Namun sesungguhnya tak jelas juga siapa yang mem-posting tulisan tersebut.
Sampai saat ini Isi Surat Anak Nurdin Halid tersebut sudah banyak beredar di berbagai forum internet, serta menjadi pembicaraan hangat di facebook dan twitter.

Berikut adalah Isi Surat Anak Nurdin Halid :

Salam damai rakyat Indonesia,

Perkenalkan saya Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasari, putri Bapak Nurdin Halid yang belakangan ini sedang diributkan oleh orang-orang. Saya satu-satunya putri dari enam bersaudara anak pasangan Nurdin Halid dan Andi Nurbani. Dari susunan keluarga ini saja saya sudah bisa melihat bahwa ayah saya orang hebat. Gen laki-laki sangat kuat. Kentara sekali gen orang Bugis dengan karakter lelaki yang kuat. Ya, ayah yang dilahirkan di Watampone pada 17 November 1958 memang dari keluarga Bugis.

Saya sengaja menulis surat ini lantaran ayah terus menerus dihujat. Masyarakat tampaknya termakan berita-berita di televisi maupun surat kabar. Sebenarnya, kalau mau fakta yang sesungguhnya, ada baiknya melihat tayangan tvOne dan ANTV, atau baca vivanews.com. Ketiga media ini menyuguhkan berita-berita independen tanpa prasangka. Sementara media lain lebih berat untuk menjatuhkan ayah saya. Menurut saya ini bukan lantaran ketiga media itu milik keluarga Aburizal Bakrie, senior ayah saya di Golkar, tetapi media itu ditangani orang-orang profesional macam Karni Ilyas, maupun Uni Lubis.

Sesungguhnya, tak benar jika ayah serakah kekuasaan. Ayah saya sekadar bumper dari orang-orang lain. Kisruh calon ketua PSSI bukan lantaran ulah ayah saya, tetapi kerja tim verifikasi. Lalu, kenapa ayah saya yang dihujat? Ini kolektif PSSI bukan Nurdin Halid!

Buat apa ayah saya cari kekuasaan di PSSI? Toh sebagai pengusaha, ayah saya sudah kaya. Saya bangga punya ayah Nurdin Halid. Ia bertanggungjawab kepada keluarga. Ada hal berkesan darinya saat saya nikah tahun lalu. Ayah sungguh-sungguh memperhatikan kepentinganku. Aku bisa pesta di hotel mewah di Makassar, Hotel Clarion. Di ballroom pula! Pesta berlangsung meriah dengan balutan “kemegahan”. Ayah orang hebat, terbukti 8.000 orang undangan hadir di pesta pernikahanku.

Kata omku, Kadir Halid, khusus pesta pernikahan di Makassar menelan biaya Rp 1,5 miliar-Rp 1,8 miliar. Total biaya tiga acara, Jakarta, Makassar, dan Sinjai konon menghabiskan Rp 5 miliar. Untuk menghibur tetamu, keluarga juga menghadirkan artis ternama Tanah Air, duet Anang dan Syahrini. Mereka yang hadir di antara tamu very important (VIP) di antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo beserta istri Ayunsri Harahap yang memboyong belasan kepala dinas dan kepala biro di lingkup pemerintah provinsi (pemprov). Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh beserta istri, mantan Gubernur Sulsel Amin Syam beserta istri, serta mayoritas bupati di daerah ini juga hadir. Mereka di antaranya Bupati Soppeng Andi Soetomo, Bupati Takalar Ibrahim Rewa, Bupati Jeneponto Andi Radjamilo, Bupati Pangkep Syamsuddin A Hamid, Bupati Maros Hatta Rahman, Bupati Lutim Hatta Marakarma, pimpinan dan anggota DPRD, serta politisi di Sulawesi ini.

Jadi, kalau ayah saya sebagai koruptor, jelas tak ada yang mau hadir dalam pesta perkawinanku. Mana ada lelaki yang mau sama putri seorang koruptor. Malah aku bisa dipersunting keluarga biru, Andi Seto Gadhysta Asapa, putra seorang politisi terkenal Rudiyanto Asapa. Coba, seorang politisi tentu enggan berbesanan dengan koruptor.

Mertuaku tahu, Nurdin Halid bukanlah koruptor. Ketika ayah menjadi direktur Inkud, ia rela ditahan karena memuluskan impor minyak goreng. Padahal ayah membantu para pejabat agar memperoleh bagian dari impor itu. Ayah rela pasang badan di bui demi pertemanan dengan yang lain. Begitupun saat dituduh korupsi cengkeh, ayah saya hanya menjalani jual-beli!. Lalu ada lagi ribut-ribut ayah saya korupsi di PSSI, walah musykil itu. Tak ada uang dari Persisam. Tak ada uang terkait cek perjalanan Miranda Gultom. Ayah saya orang bersih, tetapi iklhlas untuk jadi bumper teman-temannya.

Ayah saya bertanggung-jawab dengan nama Nurdin Halid yang berarti “cahaya agama yang kekal”. Setiap jengkap langkah ayah senantiasa berpayung agama. Maka, ayah pun mementingkan naik haji. Ayah ingin berjalan di jalur Tuhan, bukan syetan yang punya nafsu serakah. Rasanya, rakyat Indonesia keliru menilai ayah saya. Justru saya yang tahu persis, ayah saya orang bersih yang hebat. Sebab, kalau ayah buruk hati pasti ditinggalkan teman-temannya. Sampai sekarang, termasuk di PSSI, orang masih setia kepada ayah. Lihat Om Nugraha Besus. Lihat Om Nirwan Bakrie. Mereka loyal terhadap ayah, karena Nurdin Halid memang cahaya agama.

Mudah-mudahan surat terbuka saya ini menjadi pencerah bagi saudara-saudaraku yang terperangkap gelap. Ayah saya datang membawa cahaya buat saudara-saudara rakyat Indonesia. Terimakasih.

Saya yang membanggakan ayah,
Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasari

12 comments:

CIMB said...

wanjeeeeenggggg jijik tenan aku rek!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! anak sama bapak sama aja

Anonymous said...

sombong banget ya anaknya..?? ckckckcckck.....penting nya mengurai nikahnya habis berapa dan udangannya siapa ?? ga penting banget ya..?

Anonymous said...

mw alesan apapun tp tindakan c nurdin itu y namanya KKN, mw demi temen ato ga tetep aja KKN...sombong bgt c mbak

Silfia Karlina said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

ah jablay juga tuh anaknya nurdin..
paling juga mertua lu punya uang sama c nurdin jd anaknya dipaksa nikahin lu kan...

w saranin bapa u suru ganti nama aj jadi "Jempol Mayat" tuh baru pantes

Anonymous said...

hmm...gak tau malu ya,masih aja ngotot padahal udah banyak yang gak suka...hmmm dasar serakah kekuasaan.preett.

bambang said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.anak bapa sama aja!!!
Nikah dari hasil korupsi aza bangga

Anonymous said...

ngomong pake otaakk ato pake pantat...pernah kamu tanya dari mana harta miliaraann.sombong bener,orang mati hanya bawa kain putih.wajar aja orang benci nurdin halid,termasuukkk kamuuu dan keluarga besar kamu.orang sombonggg

Anonymous said...

kl uang dapatnya susah pasti juga susah untuk mengeluarkanya ( hasil halal).....biaya miliaran gampang aja karena dapat uangnya haram bagai air mengalir aja,enggak mungkin dipenjara kl tidak bersalah.otak kamu ada di pantat ya

Anonymous said...

cik gera ngomong teh make otak.alus ngabela bapak sorangan.tapi ari ges loba bukti bersalah kudu sadar lapang dada narimakeun ari kolot teh loba dosa.doakeun sing diberi ampunan ku gusti alloh.kitu nu bener mah

Anonymous said...

Mana ada seorang anak akan turut menjelek2an Bapaknya...yang ada ya pasti kan membela Bapaknya..

Related post