Perilaku maling ABG yang satu ini tidak layak ditiru. Berpura-pura salat di masjid, tak tahunya mencuri uang kotak amal. Beruntung, warga tidak menghakiminya.
Pencurian kotak amal ini terjadi di masjid Al Jihad, Jl Purwodadi, Perum Griya Cemara Asri, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kec Tampan, Pekanbaru. Malingnya tidak lain, Jumari Amri siswa SMK 4 Panam yang masih duduk di kelas II. Dia tertangkap basah oleh seorang warga saat melakukan aksinya.
Beruntung baginya, warga setempat tidak bertindak anarkis. Warga hanya memanggil orangtuanya dan sejumlah unsur RT dan RW setempat. Bocah ini saat ditanyai warga mengakui sebelumnya sudah dua kali berhasil meraup uang di dalam kotak amal tersebut.
Begitupun pengurus masjid setempat tidak membawa persoalan ini ke pihak kepolisian dengan pertimbangan masih duduk di bangku sekolah.
Jumari Umar mengakui, bahwa beberapa bulan sebelumnya dia bersama temannya pernah mencuri uang di dalam kotak amal itu. Mereka mencuri dengan cara berpura-pura salat.
Dalam mencuri uang ini, mereka tidak memboyong kotak amal tersebut. Tapi caranya cukup 'cerdik' juga. Jumari mencuri dengan alat sepotong lidi dengan permen karet. Permen karet yang sudah dikunyah itu, ditempelkan di ujung lidi tersebut.
Setelah permen dibentuk sesuai dengan ukuran lubang kotak amal, barulah lidi dimasukan ke dalam. Dengan ujung permen karet itu, uang kertas dengan mudah ikut tertarik ke luar.
Berhasil mencuri tanpa ketahuan warga, rupanya Jumari Umar ketagihan. Dia pun kali ini melakukan aksinya tanpa melibatkan temannya. Dia sendirian datang ke masjid dengan kembali pura-pura salat agar tidak mencurigakan.
Namun salah seorang warga melihat gerak geriknya yang sedikit aneh. Awalnya warga sengaja membiarkan sampai Jumari selesai salat. Tapi rupanya, usai salat dia membawa alat canggihnya tadi, berupa lidi dia masukan ke dalam kotak amal. Warga langsung memergokinya.
Untuk menghilangkan barang bukti, Jumari dengan cepat-cepat keluar dari masjid dan membuang lidinya. Dia buru-buru menuju sepeda motornya yang dibawanya. Tapi warga keburu menangkapnya. Dan ternyata sepeda motor yang dia pakai, bukanlah miliknya, tapi milik teman sekolahnya.
"Sebelumnya kami berdua mencuri sama teman juga. Kami tidak ingat berapa jumlahnya waktu kami mencurinya dulu," katanya enteng. Raut wajah maling kecil ini, tampak tenang dan terkesan tidak menunjukan rasa penyesalannya.
Di hadapan pengurus masjid dan RT,RW, orangtua Jumari berjanji akan mengganti uang dalam kotak amal yang pernah dicuri anaknya.
Pencurian kotak amal ini terjadi di masjid Al Jihad, Jl Purwodadi, Perum Griya Cemara Asri, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kec Tampan, Pekanbaru. Malingnya tidak lain, Jumari Amri siswa SMK 4 Panam yang masih duduk di kelas II. Dia tertangkap basah oleh seorang warga saat melakukan aksinya.
Beruntung baginya, warga setempat tidak bertindak anarkis. Warga hanya memanggil orangtuanya dan sejumlah unsur RT dan RW setempat. Bocah ini saat ditanyai warga mengakui sebelumnya sudah dua kali berhasil meraup uang di dalam kotak amal tersebut.
Begitupun pengurus masjid setempat tidak membawa persoalan ini ke pihak kepolisian dengan pertimbangan masih duduk di bangku sekolah.
Jumari Umar mengakui, bahwa beberapa bulan sebelumnya dia bersama temannya pernah mencuri uang di dalam kotak amal itu. Mereka mencuri dengan cara berpura-pura salat.
Dalam mencuri uang ini, mereka tidak memboyong kotak amal tersebut. Tapi caranya cukup 'cerdik' juga. Jumari mencuri dengan alat sepotong lidi dengan permen karet. Permen karet yang sudah dikunyah itu, ditempelkan di ujung lidi tersebut.
Setelah permen dibentuk sesuai dengan ukuran lubang kotak amal, barulah lidi dimasukan ke dalam. Dengan ujung permen karet itu, uang kertas dengan mudah ikut tertarik ke luar.
Berhasil mencuri tanpa ketahuan warga, rupanya Jumari Umar ketagihan. Dia pun kali ini melakukan aksinya tanpa melibatkan temannya. Dia sendirian datang ke masjid dengan kembali pura-pura salat agar tidak mencurigakan.
Namun salah seorang warga melihat gerak geriknya yang sedikit aneh. Awalnya warga sengaja membiarkan sampai Jumari selesai salat. Tapi rupanya, usai salat dia membawa alat canggihnya tadi, berupa lidi dia masukan ke dalam kotak amal. Warga langsung memergokinya.
Untuk menghilangkan barang bukti, Jumari dengan cepat-cepat keluar dari masjid dan membuang lidinya. Dia buru-buru menuju sepeda motornya yang dibawanya. Tapi warga keburu menangkapnya. Dan ternyata sepeda motor yang dia pakai, bukanlah miliknya, tapi milik teman sekolahnya.
"Sebelumnya kami berdua mencuri sama teman juga. Kami tidak ingat berapa jumlahnya waktu kami mencurinya dulu," katanya enteng. Raut wajah maling kecil ini, tampak tenang dan terkesan tidak menunjukan rasa penyesalannya.
Di hadapan pengurus masjid dan RT,RW, orangtua Jumari berjanji akan mengganti uang dalam kotak amal yang pernah dicuri anaknya.
0 comments:
Post a Comment