Foto Makam Mbah Maridjan Tertimbun Material Merapi

Letusan Merapi yang terjadi pada hari Jumat 5 November 2010 yang menerjang kawasan timur dan barat Kali Gendol itu telah menghancurkan sedikitnya 25 dusun, 180-an orang tewas dan 400-an warga luka-luka terkena awan panas. Makam juru kunci Merapi Mbah Maridjan di Dusun Srunen yang berjarak sekitar 7 km dari puncak itu juga sempat tertimbun material.

Makam Dusun Srunen yang berada dalam radius 7 km dari puncak sempat tertimbun material vulkanik Merapi. Namun hujan yang sempat turun di kawasan lereng Merapi mengakibat timbunan semakin menipis dan sebagian nisan makam mulai kelihatan.Juru kunci Merapi, Mbah Maridjan yang menjadi korban erupsi Merapi 26 Oktober 2010 yang dimakamkan di Dusun Srunen Desa Glagaharjo, Cangkringan sempat tertimbun meterial dan pohon-pohon yang tumbang dan hangus akibat terjangan awan panas yang menghancurkan sekitar 25 dusun dan menewaskan lebih dari 170-an orang. Dusun Srunen, merupakan salah satu dusun yang paling parah akibat awan panas saat erupsi 5 November lalu. Hampir semua bangunan hancur dan puluhan ternak mati.
Bangunan masjid di Dusun Srunen tidak ikut roboh diterjang awan panas yang meluncur ke Kali Gendol yang berada di sebelah barat dusun. Namun sebagian bangunan juga mengalami kerusakan. Hampir semua pohon tumbang mengarah ke bawah dan hangus terbakar. Hal ini menunjukkan kuatnya tekanan udara panas yang muncul bersamaan dengan luncuran awan panas dengan suhu lebih dari 500 derajat dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam. Seperti yang terlihat di dusun Srunen, Glagaharjo ini merupakan salah satu dusun yang paling parah dan hampir sebagian besar bangunan hancur terbakar.Tim SAR DI Yogyakarta berhasil mengevakuasi salah satu jasad korban awan panas Merapi di Dusun Kali Tengah Lor Desa Glagaharjo Kecamatan Cangkringan Sleman yang berjarak lebih kurang 4,5-5 km dari puncak.

Kendaraan jenis jeep memudahkan tim SAR menembus beberapa daerah yang sulit dijangkau di kawasan lereng atas Merapi seperti Dusun Kali Tengah Lor, Kali Tengah Kidul, Klangon, Srunen dan lain-lain.
Operasi pencarian selalu dilakukan pada pagi hari mulai pukul 05.00 - 09.00 WIB saat cuaca cerah dan gunung kelihatan karena aktivitas vulkanik Merapi yang masih belum stabil.Bangkai hewan ternak sapi masih banyak ditemukan di Dusun Srunen, Kali Tengah Lor, Kali Tengah Kidul, dan Balerante. Daerah-daerah tersebut sebagian besar warga memelihara sapi ternak. Bangkai-bangkai hewan ternak itu masih dibiarkan membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap dikawasan itu.Seorang relawan anggota Tim SAR DIY memantau perkembangan Merapi dengan menggunakan HT yang merupakan alat komunikasi andalan warga Merapi dan Tim SAR saat melakukan komunikasi.










0 comments:

Related post