Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Selasa (23/11) dua kali menaikkan status Gunung Bromo dari Waspada (level 2) ke Awas (level 4). Keputusan ini didasari peningkatan aktivitas gempa vulkanik Gunung Bromo secara luar biasa.
Kepala PVMBG Dr Surono mengatakan, Gunung Bromo yang berstatus Waspada sejak 18 September 2006 menunjukkan peningkatan aktivitas sejak 8 November lalu. ”Gempa vulkanik yang biasanya di bawah 10 kali/hari, sekarang mencapai lebih 500 kali selain itu tremor menerus juga berlangsung, sehingga Selasa pukul 08.00 status Bromo dinaikkan menjadi Siaga (level 3). Lalu sejak pukul 11.00 amplitudo tremor meningkat tajam, sehingga status Bromo kami naikkan lagi ke Awas sejak Selasa pukul 16.30,” katanya kepada KR di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.
Untuk mengurangi risiko bencana erupsi Bromo, PVMBG merekomendasikan tidak boleh ada kegiatan di lautan pasir (kaldera) Bromo. (R-3)-b ”Tidak ada rekomendasi pengungsian, namun masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dalam radius 3 kilometer (km) dari kawah aktif. Area kaldera dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktivitas masyarakat dan wisata,” tandas Surono. Menurutnya, aktivitas dan risiko erupsi Bromo yang terletak di Kabupaten Probolinggo tidak seberbahaya Gunung Merapi. Letusan Bromo biasanya berlangsung singkat dengan karakter freatif, yaitu menyemburkan gas dan abu vulkanik serta hembusan asap di atas bibir kawah.
Semburan asap tebal dibidik pukul 03.15 Wib, Rabu (24/11) dari Desa Cemorolawang, Sukapura, Probolinggo.
Semburan asap dari kawah Gunung Bromo Rabu dinihari dibidik dengan menggunakan ASA 2000.Asap tebal membumbung mengarah ke wilayah Malang dan sekitarnyaStatus Gunung Bromo ditetapkan menjadi Awas sejak Selasa (23/11) sore.Perhotelan yang berada di sekita kawasan wisata Gunung Bromo.
0 comments:
Post a Comment