Candi Borobudur menjadi salah satu tempat yang terkena abu vulkanik akibat letusan Merapi. Sejak ditutup tanggal 5 November lalu, sudah puluhan ribu kubik abu vulkanik yang dibersihkan dari bangunan candi.
"Ada sekitar 20 ribu kubik abu yang berhasil kita bersihkan," kata Kepala Seksi Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Iskandar M Siregar saat ditemui di areal Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/11/2010).
Menurut Iskandar, saat terjadi letusan pertama kali pada 26 Oktober, abu vulkanik sudah melanda areal Magelang dan Candi Borobudur. Kondisi mulai parah saat letusan kedua pada tanggal 4 November.
"Sejak tanggal 5 kita sudah menutup Borobudur. Agar pengunjung aman dan kondisi Borobudur juga bisa dibersihkan," jelasnya.
Pihak pengelola membutuhkan 60 personel untuk membersihkan seluruh areal candi. Pembersihan dilakukan secara manual menggunakan sapu dan alat sekedarnya.
"Proses pembersihan harus dilakukan karena dikhawatirkan abu tersebut merusak bagian candi," imbuh Iskandar.
Menurut Iskandar, kadar keasaman abu vulkanik mencapai 4 hingga 5 PH. Kondisi tersebut bisa membuat batu candi mudah keropos.
"Sifat asamnya merugikan batu dalam jangka waktu lama bisa mempercepat pengeroposan," tandasnya.
Pantauan detikcom, sejak masuk pintu gerbang areal wisata Candi Borobudur abu vulkanik nampak mengotori jalan dan taman. Kondisi jalan dan pepohonan pun memutih karena tertutup abu.
Masuk lebih dalam, setiap pengunjung diwajibkan mengenakan masker karena masih terdapat abu yang mengepul jika diterpa angin. Suasana Borobudur pun relatif sepi dibandingkan hari-hari libur biasanya.
Hanya ada para petugas lalu lalang yang membersihkan abu. Di beberapa sudut candi, tumpukan karung berisi abu disusun rapih.
Dari jarak 100 meter, kita dapat melihat dengan jelas bangunan candi tertutup abu di sana-sini. Pengelola juga telah membuat barikade khusus bagi setiap tamu dan pengunjung yang datang. Hingga saat ini Candi Borobudur belum juga resmi dibuka kepada umum.
Pada hari biasa, pengunjung Borobudur bisa mencapai 2.000 hingga 2.500 orang. Angka itu terdiri dari wisatawan lokal maupun asing
"Ada sekitar 20 ribu kubik abu yang berhasil kita bersihkan," kata Kepala Seksi Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Iskandar M Siregar saat ditemui di areal Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/11/2010).
Menurut Iskandar, saat terjadi letusan pertama kali pada 26 Oktober, abu vulkanik sudah melanda areal Magelang dan Candi Borobudur. Kondisi mulai parah saat letusan kedua pada tanggal 4 November.
"Sejak tanggal 5 kita sudah menutup Borobudur. Agar pengunjung aman dan kondisi Borobudur juga bisa dibersihkan," jelasnya.
Pihak pengelola membutuhkan 60 personel untuk membersihkan seluruh areal candi. Pembersihan dilakukan secara manual menggunakan sapu dan alat sekedarnya.
"Proses pembersihan harus dilakukan karena dikhawatirkan abu tersebut merusak bagian candi," imbuh Iskandar.
Menurut Iskandar, kadar keasaman abu vulkanik mencapai 4 hingga 5 PH. Kondisi tersebut bisa membuat batu candi mudah keropos.
"Sifat asamnya merugikan batu dalam jangka waktu lama bisa mempercepat pengeroposan," tandasnya.
Pantauan detikcom, sejak masuk pintu gerbang areal wisata Candi Borobudur abu vulkanik nampak mengotori jalan dan taman. Kondisi jalan dan pepohonan pun memutih karena tertutup abu.
Masuk lebih dalam, setiap pengunjung diwajibkan mengenakan masker karena masih terdapat abu yang mengepul jika diterpa angin. Suasana Borobudur pun relatif sepi dibandingkan hari-hari libur biasanya.
Hanya ada para petugas lalu lalang yang membersihkan abu. Di beberapa sudut candi, tumpukan karung berisi abu disusun rapih.
Dari jarak 100 meter, kita dapat melihat dengan jelas bangunan candi tertutup abu di sana-sini. Pengelola juga telah membuat barikade khusus bagi setiap tamu dan pengunjung yang datang. Hingga saat ini Candi Borobudur belum juga resmi dibuka kepada umum.
Pada hari biasa, pengunjung Borobudur bisa mencapai 2.000 hingga 2.500 orang. Angka itu terdiri dari wisatawan lokal maupun asing
0 comments:
Post a Comment